Pages

Ads 468x60px

Sabtu, 14 Januari 2012

Problema Pendidikan Guru


Problema Pendidikan Guru

Abstrak
            Paradigma seorang guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat, kewibawaanlah yang menyebabkan guru dihormati, sehingga masyarakat tidak meragukan figur guru, masyarakat yakin bahwa gurulah yang mendidik anak didik mereka agar menjadi orang yang berkribadian mulia, akan tetapi seorang guru mempunyai tanggung jawab besar dalam mendidik dan seorang guru mengarahkan peserta didik menentukan jati dirinya. Sering kali seoarang guru mengalami masalah dalam pendidikan gurunya sehingga membuat seorang guru lebih meningkatkan program belajar dan mengajarnya baik dalalm proses belajar maupun pembelajaran dalam mata pelajaranan tertentu maupun memecahkan masalah pribadinya.      
A.    Pengertian Problema Pendidikan Guru
Problema adalah perkara sulit (yang di hadapi); persoalan, masalah, perkara sulit.[1]
Pendidikan adalah usaha membantu manusia menjadi manusia. Kata membantu disini mempunyai arti agar manusia itu berhasil menjadi manusia. Manusia akan dikatakan berhasil apabila memiliki nilai (sifat) kemanusiaan. Itu menujukkan bahwa tidaklah mudah menjadi manusia.[2]
Pendidikan menurut Hadi supeno adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan tujuan pendidikan itu sendiri adalah mampu menolong atau membantu proses peserta didik dalam menentukan jati dirinya. Pendidikan dalam hakikat sebenarnya adalah penumpukan pengetahuan yang besar yang ditambahkan kedalam warisan para pemikir dan praktis dari generasi ke generasi.[3]
Guru adalah figur sumber manusia yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan.[4]
Problema pendidikan guru adalah permasalahan-permasalahan yang harus dihadapi oleh seorang guru guna membantu proses peserta didik dalam menentukan jati dirinya.
B.     Masalah-masalah Umum yang Dihadapi Guru untuk Meningkatkan Program Belajar Mengajar
a.       Model rancangan proses belajar mengajar
Dalam bukunya Peter F. Olivia (1984: 84-87) mengemukakan beberapa model rancangan proses  mengajar antara lain:
1.      Model sederhana





Model ini sangat sederhana
a.       Perencanaan. Isinya mengenai segala apa yang akan diajarkan
b.      Pelaksanaan. Menetapkan bagaimana cara menyajikan pelajaran
c.       Evaluasi. Menyusun evaluasi hasil belajar
2.      Model empat bagian






Pada tahap ini telah dikembangkan lebih dahulu dua kegiatan, yaitu perimusan tujuan dan penentuan pretes
3.     

Rumusan pembela-jaraan
umum
 


Pretes
 

Pelak-
sanaan
 KBM
 

Rumusan pembela-jaraan
 umum
 
Model lima bagian, pada model ini telah dikembangkan rumusan tujuan baik tujuan pembelajaran umum maupun tujuan pembelajaran khusus.



Evaluasi
 




b        Menyiapkan Bahan Pelajaran
Menyiapkan bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Ada dua persoalan dalam menguasai bahan pelajaran ini, yakni, penguasaan bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap. Menurut Dr. Suharsimi Arikunto (1990) bahwa pelajaran merupakan unsur inti yang ada didalam kegiatan belajar mengajar, karena memang bahan pelajaran itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh anak didik. Karena itu, guru khususnya atau pengembang kurikulum umumnya, harus memikirkan bahan-bahan yang topiknya tertera dalam silabi berkaitan dengan kebutuhan anak didik pada usia dan dalam lingkungan tertentu. Minat anak didik akan bangkit bila suatu bahan diajarkan sesuai dengan kebutuhan anak didik.  
c.       Kegiatan Mengajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan anak didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai media umumnya. Dalam interaksi itulah anak didik yang lebih aktif, bukan guru, guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru sebaiknya memperhatikan perbedaan individual anak didik, yaitu pada aspek biologis, inteleqtual dan psikologis. Kerangka berfikir demikian dimaksudkan agar guru mudah dalam melakukan pendekatan kepada setiap anak didik secara individual. Pemahaman terhadap tiga aspek tersebut akan merapatkan hubungan guru dengan anak didik, sehingga memudahkan dalam melakukan pendekatan “Mastery Learning” dalam mengajar  
d.      Metode Megajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalanya pengajaran tidak membosankan tetapi menarik perhatian anak didik. Tetapi juga penggunaan metode yang bervariasi tidak akan menggantungkan kegiatan belajar mengajar bila penggunaannya tidak tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukungnya dan dengan kondisi psikologis anak didik. Oleh karena itu, pemilihan dan penggunaan metode yang bervariasi tidak selamanya menguntungkan bila guru mengabaikan faktor-faktor yang mempengaruhi pengunaannya.[5]
C.    Masalah-masalah Khusus yang Dihadapi Guru. Masalah-masalah itu antara lain
1.      Membantu Guru Dalam Menghadapi Kesulitan Dalam Mengajarkan Bidang Studi
Menghadapi masalah khusus seperti ini kepala sekolah yang berfungsi sebagai supervisor dapat menggunakan orang dijadikan sebagai sumber. Orang sumber itu boleh seorang guru kunci yang sudah dibina ditingkat nasional atau orang sumber dari perguruan tinggi IKIP.
Beberapa contoh masalah yang dihadapi guru-guru dalam bidang studi tertentu sebagai rancangan untuk dikembangkan sendiri.
Pelajaran IPA
Dalam pembelajaran IPA kemungkinan guru dapat mengemukakan pandangan ahli ilmu pengetahuan tentang perkembangan makhluk budaya dengan prnsip-prinsip keagamaan dan norma-norma ethis. Kemampuan dan keterbatasan guru/ sekolah dalam memberikan teori disebabkan alat-alat untuk mengadakan percobaan tidak lengkap. Kesulitan cara menganilisis maslaah luas dan ke dalam materi, kekurangan waktu dalam mengajar suatu materi, serta kekurangan buku sumber pada daerah-daerah tertentu.
Pelajaran IPS
Dalam mengajarkan IPS pada tiga bahan kajian, yaitu geografi, ekonomi dan sejarah. Di t empat yang kekurangan guru maka ketiga bahan itu disajikan oleh seorang guru. Bagaimana mengatasi masalah itu  
Pelajaran Matematika
Bagaimana cara mengajarkan matematika sehingga anak Indonesia itu lebih banyak punya minat dan kemampuan matematika yang tinggi. Pada umumnya ada anak yang cederung untuk belajar bidang sosial daripada matematika dan tekhnik.[6]
2.      Membantu Guru Dalam Memecahkan Masalah-Masalah Pribadi (Personal Problem)
Sebagai manusia biasa guru-guru sering mempunyai masalah-masalah pribadi. Masalah pribadi bepengaruh besar terhadap ketenagakerjaan, diantaranya adalah: 
1.      Perbedaan yang ada pada guru-guru
Masing-masing individu guru berbeda-beda dalam hal:
a.       Latar belakang pendidikan
1.      Banyaknya ijazah
2.      Intelegensi dan scholarship
3.      Kursus-kursus yang pernah diikuti
4.      Orientasi profesi
b.      Sifat-sifat pribadi
1.      Kemampuan untuk self analysis
2.      Kesehatan dan vitalitas
3.      Penampilan pribadi
4.      Kemampuan bekerja sama
c.       Pengalaman
1.      Pengalaman mengajar seluruhnya
2.      Pengalaman dalam pekerjaan sekarang
3.      Pengalaman lain
d.      Kompetensi mengajar
1.      Pengetahuan tentang murid-murid dan mata pelajaran
2.      Keterampilan metodologis
3.      Progresifitas
e.       Sikap professional
1.      Pelaksanaan etika jabatan
2.      Aktivitas-aktivitas dalam jabatan
3.      Sikap terhadap pengajaran, sekolah dan masyarakat
2.      Guru yang tidak berpengalaman
a.       Belum banyak mempunyai pandangan, pengetahuan atau simpati terhadap permasalahan
b.      Minat terhadap pekerjaan kurang positif, dan oleh karena itu minat jabatan dan moralnya perlu dikembangkan
c.       Guru baru  hendaknya lebih banyak menerima saran-saran dan informasi yang menjamin keberhasilan kerjanya
d.      Guru hendaknya mengenal hal ikhwal tentang murid, misalnya prestasi belajar, minat, tingkah laku, sikap dan sifat-sifat pribadi mereka
e.       Kesulitan dalam menjalankan tugasnya sebagai guru, misalnya: menstimulir belajar anak, memelihara disiplin yang baik, mneyesuaikan pengajaran dengan perbedaan individual dan memilih bahan kepustakaan
3.      Bantuan khusus bagi guru yang lemah
a.       Mengadakan study terhadap aktivitas-aktivitas dan kesanggupan guru tersebut yang dilakukan oleh supervisor
b.      Berusaha mengadakan perbaikan, bisa melalui diskusi, diklat bagi guru yang lemah dan intervisition
4.      Guru-guru yang tidak cocok dengan pembinaan pengajaran masa sekarang, biasanya memiliki ciri-ciri:
a.       Tak pernah menimbangkan metode dan prosedur pengajaran yang baru secara serius  
b.      Memiliki konsep-konsep yang salah tentang falsafah, prinsip-prinsip dan tekhnik-tekhnik pengajaran modern
c.       Guru-guru yang pernah memperoleh sedikit pengetahuan tentang metode modern yang menyamakannya dengan taraf moderniasi metode lainnya.[7]   
D.    Tanda-tanda Seorang Guru Mempunyai Persoalan Pribadi
1.      Bila di sekolah duduk dengan tidak tenang, berbicara atau mengajar dengan tidak tenang, malah sering marah-marah terhadap murid atau orang lain.
2.      Bila seorang guru dalam keadaan sehari-hari aktif gembira tapi tiba-tiba diam
3.      Bila guru selalu mengalami ketegangan dengan murid atau dengan rekan guru atau kepala sekolah
4.      Bila guru sedang menyiapkan tugasnya selalu salah menulis atau waktu mengajar selalu salah mengucapkan sesuatu.
5.      Bila menceritakan selalu dengan nada yang sama tentang seseorang tertentu atau sutau masalah tertentu. Misalnya: selalu membicarakan uang gaji yang tidak cukup
6.      Bila ada rapat ia tidak dapat menungu orang lain berbicara terlalu lama dan sering mengadakan interupsi
7.      Bila seorang guru semula suka bergaul kemudian mengasingkan diri
8.      Bila seorang guru selalu cinta pada tugasnya dan aktif mengerjakan tugas dengan penuh kegembiraan. Tiba-tiba tidak puas dalam pekerjaan dan menunjukkan reaksi penolakan. 
E.     Problema Yang Di Hadapi Guru
1.      Kebanyakan murid-murid nampak kurang berinisiatif dalam kerja
2.      Kebanyakan murid nampkanya kurang punya minat dalam belajar
3.      Masyarakat kurang menyediakan fasilitas rekreasi seperti yang diharapkan
4.      Gaji yang kurang cukup sehingga bisa mengcukupi kebutuhan hidup yang memadai sehingga kebutuhan guru cukup menyenangkan
5.      Kehidupan sosial dalam masyarakat yang menyebabkan guru merasa selalu kekurangan
6.      Sedikit sekali kesempatan untuk menemukan teman yang cocok dari yang berbeda jenis
7.      Mencapai djisiplin yang baik nampaknya merupakan hal yang khusus
8.      Murid-murid bosan dan kurang sopan
9.      Beberapa murid ada yang tidak mandi dan mengenakan pakaian yang agak kotor
10.  Fasilitas perpustakaan yang kurang memadai  
F.     Kesulitan yang Sering Timbul yang Di Hadapi Oleh Guru
1.      Kesulitan dalam memperlengkapi perbedaan individu di antara murid-murid
2.      Kesulitan dalam metode mengajar
3.      Kesulitan dalam disiplin, pengawasan, perkembangan sosial tiap siswa
4.      Kesulitan dalam motivasi, menumbuhkan minat siswa, dan membina kerjasama
5.      Kesulitan dalam cara belajar siswa
6.      Kesulitan dalam menorganisir dan mengadministrasikan kelas
7.      Kessulitan dalam memilih materi pelajaran yang tepat
8.      Kurangya waktu selama jam pelajaran untuk melakukan apa yang harus dikerjakan
9.      Kesulitan dalam mengorganisir pelajaran
10.  Kesulitan dalam merencanakan dan mengerjakan tugas-tugas
11.  Kesulitan dalam tes dan evaluasi
12.  Kesulitan pribadi dari guru-guru
13.  Kesulitan dalam mengajar membaca
14.  Kesulitan dalam merancangkan rencana pelajaran









DAFTAR PUSTAKA


Ø  Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, Arkola, Surabaya: 1994

Ø  Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami, Remaja Rosdakarya, Bandung: 2006

Ø  http, // Filosouf Gaul, Wordpress. Com

Ø  Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif; Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis, Rineka Cipta, Jakarta: 2005

Ø  Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Rosdakarya, Bandung: 2005

Ø  Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Tehknik Supervisi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta: 2008

Ø  Hendiyat Soetopo, Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, Bina Aksara, Jakarta: 1988

























RIWAYAT HIDUP
a                                       Syamsul Arifin dilahirkan di Dusum Oberran RT 01/RW 06 Desa Murtajih Kecamatan Pademauwu Kabupaten Pamekasan. Lahir pada Tanggal 26 April 1989 anak ke 1 dari 2 bersaudara, putra dari bapak M. Sajjadi dan Ibu Hamsiya .
Pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi di tempuh di sejumlah tempat yang berbeda. Sekolah dasar lulus pada tahun 2001 di SDN Murtajih II,  SLTP tahun 2004 di MTs. Negeri Pademawu, SMA tahun 2006 di Madrasah Aliyah Negeri Jungcangcang Pamekasan I, sedangkan perguruan tinggi  ditempuh di STAIN Pamekasan sejak tahun 2007, pada jurusan Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Agama Islam. (085 334 820 495)



[1]   Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), hlm. 133
[2]   Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 32
[3]   http, // Filosouf Gaul, Wordpress. com
[4]   Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif; Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 1
[5] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Rosdakarya, 2005), hlm. 95
[6]   Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Tehknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm 150-151
[7]   Hendiyat Soetopo, Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), hlm. 133

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Search This Blog

Blogroll

Blogger templates