Definisi bimbingan dan
konseling
Menurut Arthur J. Jones, Bufford and Norman R.
Stewart, Bimbingan adalah pemberian bantuan oleh seseorang kepada orang lain
dalam menentukan pilihan, penyesuaian dan pemecahan permasalahan. Dewa ketut Sukardi,
Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah, Usaha Nasional, Surabaya: 1983
Menurut Lester D. Crow and Alice Crow, Bimbingan
adalah bantuan yang dapat diberikan oleh pribadi terdidik dan wanita atau pria
yang terlatih, kepada setiap individu yang usianya tidak ditentukan untuk dapat
menjalani kegiatan hidup, mengembangkan sudut pandangnya, mengambil
keputusannya sendiri dan menanggung bebanya sendiri. Dewa Ketut Sukardi, Dasar-dasar
Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah, Usaha Nasional, Surabaya: 1983
Menurut Rahman Nata Widjaja, (1981) Bimbingan adalah
proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara
berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia
sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntututan dan
keadaan keluarga dan masyarakat. W.S Winkel dan M.M. Sri Hartuti, Bimbingan
dan Konseling: di Institusi Pendidikan, Media Abadi, Yogyakarta:
2004
Menurut Jear Book Of Education, 1995, Bimbingan
adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan
dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagian pribadi dan
kemanfaatan sosial. Abu Ahmadi, Ahmad
Rohani, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta: 1991
Menurut Crow dan Crow, Bimbingan adalah bantuan yang
diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita yang memiliki pribadi yang
baik dan berpendidikan yang memadai kepada seorang individu dari setiap usia
dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah
pandangannya sendiri. A. Hallen, Bimbingan
Menurut Arthur Janes, Bimbingan adalah pertolongan
yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dalam hal membuat
pilihan-pilihan penyesuaian diri dan pemecahan problem-problem. A. Hallen, Bimbingan
Menurut Stoops, Bimbingan adalah suatu proses yang
terus menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya
secara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya baik bagi
dirinya maupun masyarakat. Abu Ahmadi, Ahmad Rohani, Bimbingan dan Konseling
di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta:
1991
Menurut Mugiadi (1970), Bimbingan adalah usaha untuk
melengkapi individu dengan pengetahuan dan informasi tentang dirinya sendiri.
W.S Winkel dan M.M. Sri Hartuti, Bimbingan dan Konseling: di Institusi
Pendidikan, Media Abadi, Yogyakarta: 2004
Bimbingan: Suatu
proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan
mengembangkan kemampuanya agar memperoleh kebahagian pribadi dan kemanfaatan
sosial, Said Bustami, Pokok-pokok Pschologi Pendidikan, STAIN Pamekasan,
Pamekasan: 2000
Bimbingan: Salah
satu jenis tekhnik pelayanan bimbingan diantara kesukaran-kesukaran yang
dialaminya, Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, Sumber Widyo,
Jakarta: 1996
Bimbingan: Suatu
proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan
supaya individu tersebbut dapat memabhami dirinya se- ndiri, sehingga dia
sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar sesuai dengan
tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan
pada umumnya. Dewa Ketut Sukardi, PengantarPelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta:
2008
Bimbingan: Bantuan
yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa
depan. W.S Winkel dan M.M. Sri Hartuti, Bimbingan dan Konseling: di
Institusi Pendidikan, Media Abadi, Yogyakarta:
2004
Bimbingan: Proses
bantuan yang diberikan kepada seseorang agar mampu memperkembangkan potensi
(bakat, minat dan kemampuan) yang dimiliki, mengenali dirinya sendiri,
mengatasi persoalan-persoalan sehingga mereka dapat menentukan sendiri jalan
hidupnya secara bertanggung jawab tanpa bergantung pada orang lain. Dewa Ketut
Sukardi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah, Usaha Nasional,
Surabaya: 1983
Bimbingan: Proses
bantuan yang sistematis yang diberikan olebh konselor kepada klien agar klien
dapat: memahami dirinya, mengarahkan dirinya, memecahkan masalah yang
dihadapinya, menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya (keluarga, sekolah,
masyarakat), mengambil manfaat dari pelua ng, yang dimiliki dalam rangka
mengembangkan diri sesuai dengan potensinya sehingga berguna bagi dirinya dan
masyarakat. Samsul Nizar, Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam, Gaya
Media Pratama, Jakarta:
2001
Bimbingan: Aktivitas
pendidik sebagai usaha menolong anak
didik mengatasi kesulitan yang ia hadapi dalam usahanya mencapai tujuan.
Biasanya istilah guidance diikuti istilah counseling yang artinya
penyuluhan, petunjuk maupun nasihat. Berdasarkan pengertian tersebut, buku ini
tidak membedakan guidance and counseling, melainkan hanya diutarakan guidance
saja, petunjuk serta nasihat merupakan suatu kegiatan pembimbing dalam
melaksanakan tugasnya disamping kegiatan yang lain. Ag. Soejono, Pendahuluan
Ilmu Pendidikan Umum, CV Ilmu, Bandung:
i
Menurut Schimidd, konseling adalah suatu aktivitas
profesional berjangka waktu pendek, bercirikan komunikasi antar pribadi,
berlandaskan pandangan teoritis dan berpedoman pada norma norma etika dan hukum
tertentu, yang memusatkan usaha pada bantuan psikologis kepada seseorang yang
pada dasarnya bermental sehat agar dapat mengatasi beraneka ragam masalah
berkaitan dengan proses perkembangannya dan situasi kehidupannya.
Menurut Bimo Walgito, Konseling adalah bantuan yang
diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan
wawancara, dengan cara-cara yang sesuai dengan individu yang dihadapi untuk
mencapai kesejateraan hidupnya. Soetjipto, dan Raylis Kasas, Profesi
Keguruuan, Rineka Cipta, Jakarta:
1999
Konseling: Proses
dimana klien diberi kesempatan untuk mengeksplorasi diri yang bisa mengarah
pada peningkatan kesadaran dan kemungkinan memilih. Gerald Corey, Teori dan
Praktik dan Psikoterapi, Eresco, Bandung:
1988
Konseling: Salah
satu jenis tekhnik pelayanan bimbingan diantara pelayanan-pelayanan lainnya,
dan sering dikatakan sebagai inti (jantung bimbingan) dari keseluruhan
pelayanan dalam bimbingan. Abu Ahmadi, Ahmad Rohani, Bimbingan dan Konseling
di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta:
1991
Konseling: Merupakan
salah satu jenis tekhnik pelayanan bimbingan dan sering disebut juga konseling
merupakan jantungnya bimbingan. Soetjipto, dan Raylis Kasas, Profesi
Keguruuan, Rineka Cipta, Jakarta:
1999
Konseling: Suatu
pelayanan profesional yang terancang untuk mendamping seorang agar memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang berbagai permasalahan dan segala
kemampuan pribadi; pelayanan ini menggunakan prinsip dan metode yang
dikembangkan dalam psikologi modern. W.S Winkel dan M.M. Sri Hartuti, Bimbingan
dan Konseling: di Institusi Pendidikan, Media Abadi, Yogyakarta:
2004
Konseling: Hubungan
tatap muka antara konselor dengan klien dalam rangka membanntu klien agar dapat
tercapai tujuan-tujuan diatas. Dedi Supriadi, Membangun Bangsa melalui
Pendidikan, Remaja Rosdakarya, 2004
Konseling: Hubungan
timbal balik antara konselor dengan klien (counselee), dalam memecahkan
masalah-masalahj tertentu dengan wawancara yang dilakukan secara “face to face”
atau dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan klien, sehingga klien sanggup
mengemukakan isi hatinya secara bebas, yang bertujuan agar klien dapat mengenal
dirinya sendiri, menerima diri sendiri dan megerapkan diri sendiri dalam proses
penyesuaian dengan lingkunganya membuat keputusan, pemilihan dan rencana yang bijaksana serta dapat
berkembang dan berperanan lebih baik dan optimal dalam lingkungganya. Dewa Ketut
Sukardi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah, Usaha
Nasional, Surabaya:
1983
Konseling: Mengembangkan
sikap atau tingkah laku yang memuaskan bagi dirinya dan bagi lingkungan; serta
berhasil mengatur kehidupannya secara bertanggung jawab. W.S Winkel dan M.M.
Sri Hartuti, Bimbingan dan Konseling: di Institusi Pendidikan, Media
Abadi, Yogyakarta: 2004
Konseling: Merupakan
suatu upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mata atau tatap muka antara
konselor dan klien yang berisi usaha yang lurus, unik human (manusiawi) yang
dilakukan dengan suasana keahlian yang didasarkan atas norma-norma yang
berlaku, agar klien memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri dalam
memperbaiki tingkah laku pada saat ini dan mungkin pada masa yang akan datang.
Dewa Ketut Sukardi, PengantarPelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta:
2008
RIWAYAT
HIDUP
Syamsul Arifin dilahirkan di
Dusum Oberran RT 01/RW 06 Desa Murtajih Kecamatan Pademauwu Kabupaten
Pamekasan. Lahir pada Tanggal 26 April 1989 anak ke 1 dari 2 bersaudara, putra
dari bapak M. Sajjadi dan Ibu Hamsiya .
Pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi di tempuh di sejumlah tempat
yang berbeda. Sekolah dasar lulus pada tahun 2001 di SDN Murtajih II, SLTP tahun 2004 di MTs. Negeri Pademawu, SMA
tahun 2006 di Madrasah Aliyah Negeri Jungcangcang Pamekasan I, sedangkan
perguruan tinggi ditempuh di STAIN
Pamekasan sejak tahun 2007, pada jurusan Tarbiyah, Program Studi Pendidikan
Agama Islam. (085 334 820 495)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar